Mengasihi Tuhan Sampai Tua
Kalangan Sendiri

Mengasihi Tuhan Sampai Tua

Budhi Marpaung Official Writer
      3406

Mazmur 92:15

Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu53[/kitab]; [kitab]marku3[/kitab]; [kitab]yesay57-58[/kitab]

Jari-jari kaki yang besar bersilangan di bawah yang lain, kaki-kaki berkulit tipis, terluka akibat bertahun-tahun kerja keras di ladang tembakau.

“Saya mengasihi Tuhan! Ia sangat baik pada saya. Saya siap untuk pergi (dari dunia ini) kapan saja.”

Dengan standar global apa pun, Betty bukanlah seorang yang kaya harta, bahkan sosoknya tidak pernah terlihat di  dalam kerumunan. Tetapi ketika saya memandang wajah perempuan berkerut ini di dapurnya yang begitu sederhana, saya merasa terhormat untuknya. Dia benar-benar menghasilkan buah yang kekal di masa tua.

Keinginan saya adalah menjadi tua seperti dia. Tubuh yang letih namun jiwa yang dipenuhi Roh.

Saat sedang menyusuri sisi lain dari bukit yang begitu terkenal, melihat ke masa yang lampau, saya mendapat sebuah pemahaman. Pengertian yang saya dapatkan kira-kira seperti ini: bahwa menjadi tua itu sulit dan menyakitkan.


Keinginan saya adalah saya bisa menyelesaikan kehidupan di dunia ini dengan baik. Kita bisa mengambil beberapa petunjuk dari Betty untuk bisa mewujudkannya.

Pertama, dia mengatakan bahwa dirinya begitu mengasihi Tuhan. Mudah dikatakan, tetapi sulit mengimplementasikannya. Bagaimana saya belajar untuk mengasihi Tuhan lebih banyak adalah dengan menghabiskan waktu dengan-Nya sebagai hal prioritas. Saya tidak bisa mengatakan saya melakukan ini setiap hari, tetapi biasanya, saya mencurahkan sekitar 20-30 menit pertama di pagi hari untuk membaca Firman-Nya dan berbicara dengan-Nya. Ada juga waktu untuk mendengarkan-Nya. Semakin saya mengenal Yesus, semakin saya mengasihi-Nya.

Ia selalu bersyukur. Kita adalah masyarakat yang sinis — dan pada umumnya tidak mau berterima kasih. Ketika saya bekerja di ladang pertanian kami beberapa tahun yang lalu, pikiran saya pergi ke masa perbudakan dan bagaimana mereka tidak memiliki pilihan tentang kapan dan berapa lama mereka bekerja. Saya bersyukur kepada Tuhan untuk pilihan yang saya miliki dan ketika awan menutupi matahari yang terik, saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk awan-awan tersebut.

Terakhir, dia bilang dia siap untuk pergi (dari dunia ini) kapan saja.

Paulus berkata dirinya lebih menyukai lepas dari tubuh ini supaya dapat tinggal bersama Tuhan (2 Korintus 5:8, BIS). Terjemahan Modified Indonesian Literal Translation (MILT) 2008 bahkan berbunyi sebagai berikut “lebih baik keluar dari tubuh ini dan berdiam bersama dengan Tuhan”.

Bersiap untuk bertemu Yesus adalah situasi menang-menang.

Tetapi beberapa dari kamu mungkin terluka sekarang. Apakah karena kamu yang semakin tua, atau karena kamu atau keluargamu telah didiagnosis dengan suatu penyakit, atau berbagai alasan lainnya.

Baca Juga: 3 Hal Penting yang Perlu Orangtua Ajarkan Kepada Anak Soal Akhir Zaman

Melalui tulisan ini saya mau mengucapkan minta maaf, teman. Hati saya turut serasa sepenanggungan untukmu.

Renungkan bersama saya tentang kata-kata dari Rasul Paulus ini,

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. (2 Korintus 4:16-18)

Satu kata terakhir — jangan biarkan dosa menghalangimu untuk menyelesaikan pertandingan kehidupanmu di dunia ini dengan baik.

Mari berdoa untuk satu sama lain.

Sampai jumpa di surga.

Hak cipta © 2018 Pauline Hylton, digunakan dengan izin.


Makin Tua Kita Berarti Makin Kita Harus Lebih Mengasihi dan Rajin Melayani Tuhan!  

Ikuti Kami